Kamis, 20 Mei 2010

Inovasi Pendidikan

umar khalid, Mei 2010


I.ORIENTASI INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi dalam pendidikan diarahkan untuk peningkatan mutu sekolah bahkan dalam skala besar diarahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu (Sutarno dan Sri Fatmawati: 2009, dalam http://physicsmaster.orgfree.com):
1.Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan social, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sistem Pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga dunia pendidikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.
2.Laju eksplorasi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
3.Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan dipihak lain kesempatan sangat terbatas.
4.Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyrakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

Perkembangan tuntutan dunia kerja yang semakin modern dan menuntut berbagai kemampuan spesialisasi yang khusus, berimplikasi pada sistem dan proses pada dunia pendidikan. Sesuai dengan tuntutan masyarakat maka proses pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang nyata pada siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga berkaitan dalam penerapan konsep, kaidan dan prinsip ilmu pengetahuan yang dipelajari dengan tuntutan dunia kerja. Jadi dalam proses pendidikan, siswa diharapkan mendapatkan pengalaman langsung yang memungkinkan mereka memperoleh informasi melalui pengalaman indrawi. Jika dalam beberapa topik guru tidak mungkin menyediakan pengalaman nyata, maka disinilah guru perlu berinovasi untuk mencari solusinya. Dalam hal ini guru harus dapat merancang sebuah model atau situasi buatan dalam bentuk simulasi.

II.PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN
A.Pengertian Inovasi
Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kegiatan manusia. Prof. Dr. Anna Poejiadi (dalam http://inovasipendidikan.wordpress.com) memberikan penjelasan: secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh perubahan pandangan dari geosentrisme menjjadi heliosentrisme dalam astronomi. Nicolaus Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun guna melakukan pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, bahwa planet-planet lain juga berputar mengelilingi matahari. Kesalahan besar yang ia lakukan adalah bahwa ia yakin semua planet (termasuk bumi dan bulan) mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran. Penemuan ini menggugah Tycho Brahe melakukan pengamatan lebih teliti terhadap gerakan planet. Data pengamatan kemudian membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang tepat. Penemuan ketiga tokoh tersebut merupakan ”discovery”. Sedangkan invent yang dalam kamus didefinisikan sebagai menciptakan sesuatu yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Contoh invention adalah penemuan Thomas Alva Edison, yaitu penemuan perekam suara elektronik, penyempurnaan mesin telegram yang secara otomatis mencetak huruf mesin, mesin piringan hitam, dan pengembangan bola lampu pijar.
Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
Berikut definisi inovasi dari berbagai sumber.
1.Inovasi adalah pemasukan hal-hal yg baru; pembaruan. (Kamus Bahasa Indonesia: 2008)
2.Kata innovation yang seringkali diterjemahkan sebagai pembaharuan selalu dirangkai dengan penemuan (invention) sehingga pengertian inovasi merupakan hasil penemuan baru akibat adanya perubahan. Kata inovation dalam khasanah bahasa Indonesia telah diserap sebagai istilah indonesia ‘inovasi’ yang dimaknakan sebagai suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau bagi masyarakat luas. (Supriyanto, 2007: 1)
3.Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. (http://all-about-trick.blogspot.com)
4.Menurut Rasli inovasi adalah perkataan yang berasal daripada bahasa Latin ‘innovare’ yang bermaksud memperbaharui atau meminda. Setiap perniagaan mesti melalui proses inovasi dari semasa ke semasa untuk menjamin kesinambungan operasinya. Menurutnya, proses inovasi adalah satu proses yang berterusan bagi memastikan perusahaan akan dapat meneruskan persaingan dalam pasaran. Menurut Hussin inovasi bisa dirumuskan sebagai satu proses penambahbaikan kepada pengeluaran sesuatu produk atau peningkatan sesuatu perkhidmatan, dengan menggunakan idea-idea baru. Perubahan ini bagi memenuhi kehendak dan tuntutan pelanggan serta meningkatkan keuntungan sesebuah organisasi. (Saputra: 2009, dalam http://h210189.blog.binusian.org)

B.Karakteristik Inovasi
Dari pengertian inovasi tersebut dapat ambil karakteristik atau ciri-ciri dari inovasi, yaitu (Miranda, dalam http://dianmiranda.wordpress.com):
Baru, berbeda dari hal atau keadaan sebelumnya.
Kualitatif, peningkatan nilai guna dan nilai tambah pada peningkatan mutu.
Hal, mencakup berbagai komponen dan aspek dalam pendidik baik berupa ide, kegiatan/praktek kerja, dan hail produksi.
Unsur kesengajaan, dilaksanakan secara terencana.
Meningkatkan kemampuan, meningkatkan kemampuan berbagai sumber masukan yang ada dalam pendidikan yang meliputi unsur manusia, kemampuan dana, sarana dan prasarana.
Tujuan, mempunyai kejelasan sasaran dan hasilnya.

Adapun karakteristik atau ciri-ciri suatu inovasi yang lain adalah sebagai berikut (Kusuma: 2010, dalam http://fajarkusuma.student.umm.ac.id) :
1.Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau dari faktor sosial, kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2.Kompatibel, yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidaksesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3.Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya.
4.Triabilitas, yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Misalnya, penyebaranluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jira masyarakat daapt mencoba dulu untuk menanam dan dapat melihat hasilnya.
5.Dapat diambil (observabilitas), yaitu mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Misalnya, mengajak para petani yang tidak dapat membaca da menulis untuk relajar mambaca dan menulis tidakakan segera diikuti oleh para petani karena para petani tidak cepat melihat hasilnya secara nyata.

C.Pengertian Inovasi Pendidikan
Berikut pengertian inovasi pendidikan:
1.Hamijoyo mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Ibrahim mendefinisikan inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) dalam bidang pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, inovasi pendidikan merupakan suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil inversi atau diskoversi yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan. Dari kedua pendapat pakar di atas mengenai inovasi pendidikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pendidikan adalah ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan atau memecahkan masalah-masalah pendidikan. (Kusuma: 2010, dalam http://fajarkusuma.student.umm.ac.id)
2.Inovasi pendidikan adalah perubahan atau pembaharuan yang terjadi baik dalam bentuk pemikiran/ide kegiatan, atau bentuk produk dalam upaya memperbaiki pendidikan agar dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. (Miranda, dalam http://dianmiranda.wordpress.com)


III.TIPE DAN SUMBER INOVASI
A.Tipe Inovasi
Ada lima tipe inovasi yaitu (http://inovasipendidikan.wordpress.com):
a.Inovasi produk; yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb;
b.Inovasi proses; melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya;
c.Inovasi pemasaran; mengembangkan metoda mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi;
d.Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi;
e.Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.

B.Sumber Inovasi
Terdapat dua sumber utama inovasi, yaitu(http://inovasipendidikan.wordpress.com):
a.Secara tradisional, sumbernya adalah inovasi fabrikasi. Hal tersebut karena agen (orang atau bisnis) berinovasi untuk menjual hasil inovasinya.
b.Inovasi pengguna; hal tersebut dimana agen (orang atau bisnis) mengembangkan inovasi sendiri (pribadi atau di rumahnya sendiri), hal itu dilakukan karena produk yang dipakainya tidak memenuhi apa yang dibutuhkannya.

Dalam dunia pendidikan, inovasi secara tradisional tampak dalam inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas –saat sistem pendidikan menganut sistem sentralistik– dan kemudian diimplementasikan kepada pihak sekolah. Inovasi pendidikan seperti ini cenderung merupakan Top-Down Innovation. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan atau bahkan memaksakan. Contoh inovasi yang dilakukan oleh Depdiknas seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Guru Pamong, Sistem Pengajaran Modul, Sistem Belajar Jarak Jauh dan lain-lain.
Model Top-Down Innovation berkebalikan dengan model inovasi yang diciptakan berdasarkan ide, pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah, guru, atau masyarakat yang umumnya disebut model Bottom-Up Innovation. Inovasi model Bottom-Up Innovation termasuk dalam inovasi pengguna karena pihak sekolah yang berkepentingan menggunakan hasil inovasi tersebut sekaligus sebagai inovator.


IV.TUJUAN DAN SIKLUS INOVASI PENDIDIKAN
A.Tujuan Inovasi Pendidikan
Ada banyak tujuan inovasi tergantung permasalahan yang dihadapi masing-masing inovator. Secara umum tujuan inovasi antara lain adalah (http://inovasipendidikan.wordpress.com) :
Meningkatkan kualitas;
Menciptakan pasar baru;
Memperluas jangkauan produk;
Mengurangi biaya tenaga kerja;
Meningkatkan proses produksi;
Mengurangi bahan baku;
Mengurangi kerusakan lingkungan;
Mengganti produk atau pelayanan;
Mengurangi konsumsi energi;
Menyesuaikan diri dengan undang-undang.

Tujuan dilakukannya inovasi pendidikan terutama adalah untuk meningkatkan efesiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas pendidikan, seperti  sarana dan prasarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menuntut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. 
Jika dikaji lebih jauh, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap adalah sebagai berikut (Sutarno dan Fatmawati. 2009, dalam http://physicsmaster.orgfree.com):
1.Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
2.Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga Negara. Misalnya meningkatkan daya tampung sekolah SD,SLTP,SLTA, dan perguruan tinggi.

B.Siklus Inovasi
Siklus inovasi berlangsung seperti kurva difusi dimana pada tahap awal, tumbuh relatif lambat, ketika kemudian pelanggan merespon produk tersebut sebagai sebuah kebutuhan maka pertumbuhan produk meningkat secara eksponensial. Pertumbuhan produk akan terus meningkat bila dilakukan inkrenetori inovasi atau mengubah produk. Di akhir kurva pergerakannya melambat kembali dan cenderung menurun.
Perusahaan yang inovatif akan bekerja dengan cara inovasi baru, yang menggantikan cara lama untuk mempertahankan tumbuhnya kurva melalui pembaharuan teknologi, bila teknologi tidak dilakukan pembaharuan pertumbuhan akan cenderung stagnan atau bahkan menurun.


V.MANAJEMEN DAN KEGAGALAN INOVASI PENDIDIKAN
Perbaikan manajeman pendidikan diarahkan untuk lebih memberdayakan sekolah sebagai unit pelaksanaan terdepan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar sekolah lebih mandiri dan bersikap kreatif, dapat mengembangkan iklim kompetitif antar sekolah di wilayahnya, serta bertanggung jawab terhadap stakeholder pendidikan, khususnya orang dan masyarakat yang diera otonomi ini akan menjadi dewan sekolah (school coouncil). Dalam pelaksanaannya, manajemen pendidikan harus lebih terbuka, accountable (dapat mempertanggungjawabkan semua program kegiatannya), mengoptimalkan partisipasi orang tua dan masyarakat, serta dapat mengelola semua sumber daya yang tersedia disekolah dan lingkungannya untuk digunakan seluas-luasnya bagi peningkatan prestasi siswa dan mutu pendidikan pada umumnya.

Faktor Penunjang Inovasi
Inovasi dapat ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti (Saputra: 2009, dalam http://h210189.blog.binusian.org):
1.Adanya keinginan untuk merubah diri, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak tahu menjadi tahu.
2.Adanya kebebasan untuk berekspresi
3.Adanya pembimbing yang berwawasan luas dan kreaktif
4.Tersedianya sarana dan prasarana
5.Kondisi lingkungan yang harmonis, baik lingkungan keluarga, pergaulan, maupun sekolah.

Ciri-ciri manusia kreaktif dan inovatif biasanya tercermin dari tingkah laku sehari-hari antara lain sebagai berikut :
Disiplin dalam bertindak
Umumnya taat pada aturan hukum
Selalu bersemangat
Cerdas dan cerdik
Mempunyai kelebihan dalam kekuatan fisik, artinya dapat melakukan pekerjaan berjam – jam lamanya.
Menonjol dalam kemandirian
Berani menanggung resiko
Mempunyai daya imajinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya.

Faktor Penyebab Kegagalan Inovasi
Faktor penyebab kegagalan inovasi adalah sebagai berikut (Saputra: 2009, dalam http://h210189.blog.binusian.org) :
1.Posisi yang tidak kompetitif
2.Andaian pasaran yang tidak tepat
a.Salah andaian tentang pasaran dan pengguna
b.Salah andaian tentang pesaing
c.Salah kiraan dalam kos pengeluaran
3.Prestasi teknikal yang terhadang
a.Kegagalan teknikal yang disebabkan oleh proses pembangunan prototype yang tidak realistik
b.Kelemahan teknikal
4.Kepakaran pengeluaran yang terhadang
a.Teknologi pemrosesan yang lemah
b.Pengeluaran yang tinggi
5.Sumber kewenangan yang tidak mencukupi

Kegagalan inovasi mengakibatkan hilangnya sejumlah nilai investasi, menurunkan moral pekerja, meningkatkan sikap sinis, atau penolakan produk serupa dimaa datang. Padahal produk yang gagal seringkali memiliki potensis ebagai ide yang baik, penolakan terjadi karena kurangnya modal, keahlian yang kurang, atau produk tidak sesuai kebutuhan pasar. Kegagalan harus diidentifikasi dan diselesksi ketika proses berlangsung. Penyeleksian dini memungkinkan kita dapat menghindari uji coba ide yang tidak cocok dengan bahan baku, sehingga dapat menghemat biaya produksi.

1 komentar: